Pilpres 2009 diperkirakan berlangsung sengit
Jakarta Ketua Majelis Syuro Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyatakan kesiapannya maju dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2009. Sosialisasi pencalonan Yusril sudah gencar dilakukan. | |
Hal itu diungkapkan Yusril seusai mengikuti Diskusi Ahli Refleksi 100 Tahun M Natsir di Aula Mahkamah Konstitusi, Selasa (15/7). ”Insya Allah, saya akan maju dalam Pilpres 2009. PBB telah memperkuat partai dalam segala lini, sampai ke desa-desa dan mesin-mesin partai sudah bekerja. Dan proses sosialisasi pencalonan ini sudah berlangsung. Dan semuanya akan berjalan tanpa halangan yang berarti,” ujar Yusril. Mengenai calon wakil presiden (Cawapres)-nya, lanjutnya, PBB baru akan memutuskan setelah Pemilu yang menghasilkan komposisi baru parlemen selesai dilaksanakan. Namun, negosiasi-negosiasi pasangan Yusril itu sudah berlangsung. ”Ya, nanti kami akan umumkan. Negosiasi-negosiasi sedang berlangsung. Tapi saya sudah memutuskan untuk maju dalam pemilihan presiden 2009,” ujarnuta. PBB tak menargetkan muluk-muluk dalam Pemilu nanti. ”PBB menargetkan 10 persen pada Pemilu Legislatif dan itu sudah diputuskan oleh rapat,” pungkas Yusril. Menanggapi hal ini, politisi PBB yang juga Ketua DPW PBB DKI Jakarta Ahmad Sumargono berpandangan beda. Dia mengatakan, pencalonan mantan Mensesneg itu tergantung hasil Pemilu nanti. ”Tergantung hasil Pemilu. Kalau (hasil) Pemilunya nggak pas, susah juga,” kata Sumargono, di sela-sela Mukernas IV PBB, Selasa. Menurutnya, Yusril akan jadi Capres jika perolehan suara PBB signifikan. Menurut Sumargono, jika suara PBB mencapai 24 persen, maka Yusril akan digadang-gadang. Bila di bawah itu, akan dilakukan koalisi. Dengan koalisi, terbuka juga kemungkinan Yusril hanya akan diplot sebagai Cawapres. Sengit Pada bagian lain, pengamat politik Sukardi Rinakit menilai, peluang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menang pada Pilpres 2009 masih tinggi. Tapi ada tiga Capres yang berpeluang menjadi pesaing berat SBY. SBY akan menghadapi persaingan yang sengit dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, dan Sri Sultan Hamengkubuwono X. ”Pemilihan presiden masih sengit,” ujarnya seusai peluncuran buku Merebut Mimpi Bangsa karya M Yudie Haryono dan Iwan Dwi Laksono di Hotel Grand Hyatt. Sukardi mengungkapkan, keunggulan masing-masing tokoh yang menjadi pesaing kuat SBY. Megawati, katanya, mempunyai partai besar dan nasionalis. Sri Sultan merupakan figur kewibawaan tradisional dan karakternya dapat menjadi sandaran rakyat. Sedangkan Wiranto adalah sosok yang mempunyai karakter tegas. ”Bila muncul wajah-wajah alternatif dan dikapitalisasi oleh partai itu akan berbahaya. Contohnya Sri Sultan. Kalau dikapitalisasi oleh partai, itu sudah menjadi ancaman bagi SBY,” pungkas Sukardi. Pada bagian lain, pengamat politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indra J Piliang mengungkapkan, terkait hengkangnya Prabowo Subianto dari Partai Golkar menimbulkan dua akibat terhadap kekuatan partai berlambang pohon beringin itu. Bisa berkurang, bisa juga bertambah. ”Bisa mengurangi, bisa saja malah bertambah kuat Golkar. Karena Prabowo itu dihitung sebagai salah satu faksi,” ujar Indra. Namun, kata Indra jika dilihat dari segi positifnya, berpalingnya Prabowo akan membuat solidaritas Golkar akan semakin terbentuk. Dengan hengkangnya faksi Prabowo itu, kalangan internal Golkar lebih mudah meyelesaikan perbedaan. |
0 komentar:
Post a Comment